LINIMASA

Delapan bulan setelah kau mengakhiri jalinan kisah cinta kita, aku disini masih setia bercumbu dengan ingatan, berbicara dengan sisa tawamu yang masih membekas di perasaan. Tentang rencana – rencana indah yang akan kita perjuangkan, tapi semuanya sudah lenyap sebelum satu per satu rencana kita wujudkan dan waktu yang akhirnya memeluk mataku saat menyaksikan semua itu lenyap secara perlahan.

Aku masih sibuk memanen luka, sembari ditemani secangkir kopi yang kubuat tanpa gula sebab biarkan janjimu ketika masih bersamaku yang akan membuatnya manis . laptop dan kata kata yang mulai ku ajak bicara sebagai teman setia dikala diri ini butuh tempat mencurahkan rasa, lalu sosial media tempat yang paling kutunggu akan semua postingan milikmu dengan kekasih barumu. Yahh beginilah malamku semenjak kau pergi ke lain hati. Aku suka mengingat masa lalu sebagai tanda syukur atas segala perih yang dilewati. Kadang juga mengingat untuk mengenang penyesalan akibat hancurnya suatu hubungan gara – gara salah memilih seseorang yang pantas dicintai. Untuk apa hidup kalau tidak digunakan untuk mengenang? Terlepas itu duka atau bahagia.

Hasil gambar untuk kopi dan laptop
kopi, laptop dan kata - kata yang ku ajak bicara

Galeri handphone mengingatkanku kembali, tentang bahagia yang telah terhapus dengan bersih dan juga tentang tawa yang telah layu terbingkai rapi setelah dirimu memutuskan pergi ke lain hati. Kemudian aplikasi bbm pernah menjadi saksi, bahwa dulu pernah ada pasangan yang mengukir janji dengan manis sekali, tentang obrolan – obrolan ringan yang selalu menghadirkan tawa dan bahagia di setiap hari. Tapi kini galeri handphone dan aplikasi bbm sudah bersih dari poto dan rayuan kekasih, yang tersisa hanya bekas harapan kita yang masih menempel di layar handphone ini.

Sosial media ada seharusnya bisa berhasil menghapus sepi dan rasa frustasi. Blackberry messenger, facebook dan twitter semuanya sudahku unduh hanya untuk mengetahui kabar dirimu. Tapi apa ?? pesan yang sudah terhapus,komentar yang tak terbalas dan juga mention yang terhempas, membuktikan bahwa dirimu sudah tak peduli denganku. Lalu semua aplikasi itu hampa tak pernah menghadirkan asa. Kemudian zaman berubah, instagram ada untuk para pecandu masa lalu seperti diriku. sebab aplikasi mana saja yang bisa memberikan kabar dirimu secepatnya disitulah aku beraksi.

Malam adalah waktu yang tepat untuk aku berselancar di instagram. Jari dan mata sudah kupersiapkan untuk bekerja lebih keras dari biasanya. Menuju ke setiap momen yang kau unggah di instagram, aku mulai menikmati cemburu dari setiap poto dan video – videomu. Tak lupa aku bubuhkan simbol hati disana, tujuanya agar kau tau bahwa aku masih menunggu untuk orang yang sama. Kulihat sekarang kau sudah mulai bahagia dan melupakan kenangan kita, sekarang kau terlihat sibuk mengunggah momen kemesraan yang beragam dengan pria lain di instagram, mulai dari makan malam bersama sampai poto di pantai dengan hias senja tak luput kau posting. Tak lupa caption unch unch manja sembari di iringin emoticon peuk cium yang mempertegas bahwa kau mencintainya dan kau bahagianya dengannya.

Disana kau  saling memamerkan momen kebersamaan, kau tak pernah tau padahal disini ada sisa pelukmu yang masih mengendap di perasaan. Aku pun tidak pernah menyangka jika aku harus jatuh cinta kepada orang asing secepat ini. Tapi entah mengapa raga seperti mengamini. Malam semakin pekat, suara – suara jeritan manjamu mengaung semakin kuat di sekitar lubang telinga. Lalu hati semakin tersiksa ketika kulihat di bio instagrammu terpampang sebuah nama lelaki yang jadi penggantiku dihatimu. Kau melupakan kenangan kita terlalu cepat dan meninggalkan luka yang sangat kuat kepada hati yang masih ingin memelukmu erat.

Aku sadar untuk tidak sadar, aku menikmati cemburu atas puja puji yang selalu memenuhi setiap kolom komentar instagram milikmu. Aku kalah tetapi tak mau mengalah, padahal sering kali kau memperingatiku untuk tidak menggangu hidupmu lagi. Dihatiku segala rintangan akan aku lawan, katanya cinta tak mengenal batas walaupun air mata telah mangalir deras.

Kini hari- hariku diisi dengan pergi ke tempat yang akan menghabiskan kuota internetku setiap hari. yah benar,  tempat itu adalah akun instagram milikmu, karna lewat mana lagi aku bisa melihat kegiatanmu sehari-hari. Sebab peduliku yang terlalu tinggi dan aku masih ingin menikmati luka yang kau tinggali. Jika suatu hari ada teknologi yang bisa mengulang kisah manis yang pernah kita alami, aku akan jadi orang pertama yang ingin menggunakan aplikasi ini.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer