Melati Melita




 

Setiap orang pasti pernah mempunyai mimpi paling gila. Mimpi yang kita jadikan patokan masa depan yang berpengaruh langsung di kehidupan. Aku pun sama, terutama saat sma, aku selalu bermimpi bisa memiliki satu perempuan paling mempesona dan bisa menerima aku apa adanya. Dia ada di sekitarku setiap hari, tetapi tak bisa aku miliki. Tak berani bertatap muka, apalagi bertegur sapa. Hanya bisa menatapmu dari jauh, memelukmu lewat kata – kata. Menunduk, menjaga mata dari pancaran senyumnya yang bisa membuat jantung berhenti berdetak.

Saat kumenatap wajahmu, terpancar keindahan cinta yang tersirat disetiap tatapan matamu yang membuat jantungku bergemuruh, menggertarkan ketenangan dalam jiwa, menderaskan aliran darah dalam nadi dan menghanyutkan semua perasaan gejolak yang ada di dalam hati. Kau sungguh sangat indah dengan pakaian putih abu – abu yang menutupi auratmu, rambut yang kau kuncir asal – asalan tapi sungguh indah dimataku dan tak ketinggalan buku yang selalu menempel di tanganmu. kau pun sangat sederhana, tak pernah nampak sedikitpun bedak yang menempel di pipimu dan tak pernah juga aku melihat secuil gincu yang menghiasi bibir mungilmu. Yahh… aku telah jatuh hati pada sosok si kutu buku ini.

Aku telah mengagumimu sejak duduk di kelas 1 sma, saat dirimu masih lugu dan lucu. Kau memang tak mengenalku, tapi aku begitu mengenalmu. Gerak – gerikmu selalu menjadi incaran mataku, hingga kutahu perpustakaan adalah tempat favoritmu. Setiap jam istirahat waktu yang tepat untuk memperhatikanmu dan menghayal tentang dirimu. Wajah merahmu ketika bertemu denganku, kau tundukan kepalamu saat berhadapan denganku, langkahmu yang kau percepat untuk menghindariku, itu semua yang membuat aku semakin suka dengan si juara kelas ini.

Dari balik dinding sekolah yang penuh dengan coretan, aku mengamati setiap buku yang kau baca,setiap orang yang kau jumpai, juga setiap tawa yang kau hadirkan. Berhias tas merah yang melingkar di bahumu, kau melintas di depanku dengan penuh tawa yang tak mempersilahkan satu air mata menetes merusaknya. Orang – orang mulai bertanya akan rahasia kecantikan yang merona dari parasmu, kau hanya tersenyum sembari menutupi muka dengan tanganmu.

Dalam sepinya waktu, aku selalu mengeja namamu di dalam jiwa. Dalam sunyinya lara, otakku tak henti – hentinya memikirkanmu. Akulah pengagum setia senyum manismu itu dan aku juga penggemar tawa candamu yang lucu itu. Mengagumimu dalam diam bukanlah dosa, memelukmu lewat doa juga bukan suatu kesalahan. Aku sangat menikmati peranku ini, walau aku rela setiap malam aku selalu tertusuk rindu dan rasa cintaku sendiri.

Tingkat sakit paling mengerikan adalah sakit karna ulah sendiri. Memendam rasa secara diam – diam dengan rasa sakit yang telah tertanam. Tak mengungkapkannya ke orang yg disayang, alesan bodoh yang selalu mengitari otakku. Aku tak tau lewat apa aku harus mengutarakan rasaku ini, rasa cintaku ketututup oleh rasa takut di dalam diri. Ijinkan aku memilikimu, memberikan secerca harapan untukmu, menggoreskan pena – pena cinta dihatimu dan menegaskan bahwa kau miikku untuk selamanya

Tapi semua harapanku musnah, ketika kita lulus sma. kau lebih memilih kuliah diluar kota. Kita berpisah sebelum aku mengatakan kata cinta. Jarak dan waktu memisahkan kita, aku benar – benar menyesal karna belum sempat mengungkapkan rasa ini untukmu, segala tangis aku tumpahkan atas kepergianmu waktu itu.

Doaku mungkin sudah mengangkasa, tetapi apakah rinduku benar telah kau rasa? Aku menyesal, mengulang terusa kata gagal. Aku pun terlambat, aku sadar dia begitu berharga setelah kepergiannya. Aku memang bodoh, tak pernah sekalipun aku benar – benar berjuang untuk mendapatkannya, tak pernah juga melawan rasa takut di dalam diriku untuk sekedar menggenggam tangannya dan mengungkapkan rasa sayang.

Kini..
Satu tahun setelah lulus sma, tiba – tiba rasa itu muncul lagi, senyummu mengetuk di hati ini. Hati ini meminta waktu untuk berputar kembali, rindu menginginkan kau ada disisi untuk sekedar menemaniku dalam sepi. Aku resah, memendam khawatir atas kabar darinya yang tak kunjung mampir. Aku terbunuh oleh rasa sesal sendiri, menghitung gugup dan gemetar yang tak kunjung reda.

Atas nama rindu, hati berkata aku sayang kamu…

NOTE :

Tulisan ini bercerita, tentang kisah nyata teman gua bernama andi. Dia mencintai perempuan paling cantik dan pintar di sekolahnya. Perempuan itu bernama melita, Masa smanya dipenuhi hal gila tentang melita. Selama tiga tahun dia menahan rasa cintanya, dan juga selama tiga tahun dia menjadi pemuja rahasianya. dia terpisah sama melita sebelum dia bisa mengungkapkan rasa cintanya. Kini satu tahun setelah dia lulus sma, rindu itu muncul kembali dan dia menyesali segala kesempatan yang telah dia lalui untuk tidak menyatakan cintanya. Yang dia inginkan sekarang hanya bertemu dengan melita dan mengungkapkan rasanya.



Melati: bunga paling wangi, bersih dan putih

Melita: nama seseorang gadis di cerita ini

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer