Untukmu Yang Masih Mencintai Dia


Dari usaha yang tak pernah buatnya peduli, akhirnya kau tersadar
Bahwa kau ini sebenarnya hanya sebatas teman yang tanpa ada peningkatan hubungan
Yang dicari hanya sebatas ketika ia sepi, yang pergi ketika bahagianya kembali
Yang menjadi orang pertama di kala bosan, yang terakhir saat berbicara soal kenyamanan

Kau hidup dalam ruang ruang ketidakpastian yang setiap saat menyesakan perasaan
Tinggal bersama para korban atas tindak kekerasan terhadap kepalsuan harapan

Semua berjalan menyakitkan tanpa ada diprioritaskan
Kau diperlakukan begitu manis diawal
Namun ketika sedihnya mulai sirna, ia perlahan melepaskan genggamannya
Dia seenaknya saja mematahkan semua harapan yang telah mulai tumbuh dari segala perhatiannya
Berikut cerita,tawa hingga kenyamanan yang berubah menjadi rasa ingin memilikinya  lebih dari seorang teman

Diantara pesan pesan yang tak pernah ceklis dua warna biru, kau tinggal disitu
Diantara barang – barang pemberianmu yang ia sandarkan di sudut kamarnya, kau menetap disitu
Mengintip keseharian, melirik canda tawanya bersama kekasihnya dengan cara video callan, melihat ia tertawa bahagia atas kabar kekasih barunya yang mengajak ketemuan, hingga melihat dirinya menangis hanya karena yang disayang ketahuan bermesraan dengan lain perempuan.
Kau tau semua itu, dan ingin berkata hanya aku yang pantas mendampingimu. Namun keberanian di hati tidak sejalan dengan mulut. Lagi dan lagi sakit hati harus kau telan sendiri. Kemudian kau mulai mencari kesibukan agar cepat melupakan, mulai dari lagu-lagu yang sejalan dengan perasaan atau setumpuk buku yang berkisah tentang friendzonean. Hingga semua itu terlupa hanya dengan pesan masuk darinya yang berisi curhatan sedih karna kekasihnya yang baru ketahuan selingkuh, tak mengapa walaupun hanya menjadi teman cerita, kau tetap bahagia. sebab ia masih tetap membalas pesan – pesanmu, walaupun terkadang singkat dan terlebih kau harus sabar menunggu.
Ia selalu memberikan senyum ketika bertatapan denganmu sembari mengingatkan kesehatanmu yang membuat keyakinanmu semakin maju.
Itu semua sudah cukup, membuat semua sakit hatimu kembali tertutup

Lantas sekarang kau seperti raga tak bernyawa. Mulutmu sering sekali menyebut namanya tanpa disengaja. Di kala sepi melanda, kau sering membaca ulang semua chat – chat milikmu dengannya. Hingga tak kau pedulikan orang sekitarmu, yang kau pikirkan hanya dia yang sebenarnya tak mencintaimu.
Memang dia sangat mahir dalam soal memikat, sungguh ingin sekali kau lindungi. Lemah lembut sikapnya bercampur dengan sepaket paras cantik senyum sungging, yang mungkin pria mana saja lemah melihatnya. Tiap kali kau ajak makan, ia selalu ada waktu, dan bahkan ia kadang terlihat manja ketika bersamamu.
Sebelum akhirnya semesta memberitahumu
Bahwa sebenarnya dia tak mencintaimu, dia hanya sedang kesepian kebetulan ada kamu
Ditulis untuk merangkul kaum-kaum “yang deketnya sama siapa, terus jadiannya sama siapa”, saya bersama kalian.

Komentar

Postingan Populer