PEMATAH HATI ERA KEKINIAN


Memang jika sudah muncul di storiesnya lantas kamu sudah pasti disayang?
Memang jika sudah diperhatiin lantas kamu berhak mengatur hidupnya?
Memang jika sudah nganterin ke rumahnya lantas kamu bakalan di kenalin sama orang tuanya?
Dia hanya butuh teman chatan, bukan seseorang yang ingin diseriuskan
Dia menggapnya hanya bercandaan, kok kamu yang kebaperan
Manusia memang diciptakan dengan berjuta rasa, tetapi dia tau dengan siapa dia harus jatuh cinta

Sosok sepertinya tidak akan pernah jatuh cinta dengan macam lelaki seperti kita; urakan, kepinteran pas-pasan, wajah tidak tampan dan kekayaan jauh dari kata mapan. mungkin orang tuanya sudah memiliki menantu yang ideal baginya atau mungkin dia sudah mempunyai target untuk kepala keluarganya kelak, yah semisal berhias wajah tampan, otak dengan kepinteran sepadan atau kekayaan yang sudah dibilang mapan.

Yahh tenang saja, hidup bukan tentang dia, dia dan dia saja. Bahagia bukan milik dia yang sempurna tetapi milik dia yang mau terima apa adanya

Untuk kaum adam, yang selalu memperjuangkan tapi gak pernah jadian
Bila sekarang kau sedang dekat dengan perempuan. Memperjuangkannya secara membabi buta tapi dia tak pernah ada rasa cinta. mengajaknya nonton, jalan, makan tapi selalu dia tolak dengan alesan banyak kesibukan. Ataupun jika kau selalu mengirim pesan tapi chatmu hanya di centang dua warna biru. Yasudah mulai sekarang akhiri saja usahamu untuk mendapatkannya, ikhlaskan saja hatimu untuk mencintainya sebab mau sampai kapan lagi kau merawat luka, mau sebanyak apa lagi kecewa yang sudah memenuhi hatimu dan mau sebagus apa puisimu, seganteng apa rupamu jika dia tak cinta tak bisa dipaksakan.

Coba kita pikir lagi. Bukankah hubungan akan indah jika kedua pihak itu saling mencinta. Coba kita ingat lagi, siapa yang selalu memaafkan dikala ada masalah? siapa yang sering membuka topik obrolan terlebih dahulu di aplikasi tukar pesan? dan siapa yang selalu ada waktu disaat salah satu pihak merasa sedih?. Kalau semua tanda – tanda itu hanya ada di kamu, maka pantasnya kau mendapat cinta yang lebih, bukan mengharap yang tidak pasti.

Untukmu kaum adam, si pejuang kepastian yang selalu dianggap teman
Kau dan dia hanya saling berganti peran. Kau yang selalu siap menjadi bahan tertawaan dikala dia kesepian, lalu dia yang akan meninggalkan jika sudah merasa bahagianya kesampaian. Kemudian bila kau tela’ah lebih jauh, kau tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan rasa yang telah tertanam di perasaan. Makan malem bersama, suap – suapan, senderan di bahu, video call sampai malam maupun cubit pipi sampai usap-usap kepala itu semua hanya dianggap candaan bukan dari dalam perasaan sebab kau hanya dianggep teman cerita bukan yang dia cinta.

Untukmu para kaum adam, sang pecinta diam diam
kau pernah mengalami, disaat kau terbangun bukan karena alarm ataupun teriakan ayam. Tapi kau terbangun karena ada suatu pesan yang belum kau balas tadi malam karna terlalu lama menunggu balesannya hingga ketiduran. Seketika saat bangun tidur kau langsung mencari ponselmu, untuk segera membalas pesannya dan meminta maaf karna semalem ketiduran. Tapi apa? pesan masuk tidak ada, chatmu hanya diread saja. Keinginanmu sia sia, harapanmu hampa.

Ataupun kau pernah memperjuangkan seseorang perempuan. kau habiskan semua waktu hanya untuk dirinya, bertingkah gila hanya untuk membuatnya tersenyum, dan rela begadang hanya untuk menemani dia curhat hingga tengah malam. Semua itu dilakukan semata – mata hanya untuk melihat dia bahagia. Tetapi saat dia tak menghubungimu, mulai tak membalas semua pesan – pesanmu. Ternyata dia sudah memposting poto segenggam tangan dengan seorang lelaki lain, beserta caption uncchh unccchh manja sembari di iringi emoticon titik dua bintang.

KANNN KAMPRETTT….

Untukmu kaum hawa, sang pemberi harapan manis tapi hanya bikin miris
Tolonglah hargai perasaan kita, jika kau memang tak cinta, tak usah sok – sok memberi asa. Tak perlu curhat – curhat manja sambari kepala menggelendot di bahu, tak perlu menanyakan sudah makan kalau perhatian itu kau kirim juga ke lain perasaan dan tak perlu pasang muka manjamu sembari memanggil “sayang ketemuan yuk” kalau semua itu kau lakukan juga ke lain orang. Mungkin kamu tidak pernah merasakan, bagaimana rasanya ketika kepalamu menempel dengan bahuku, uuuhh disitu residu baper meningkat beribu ribu. Mungkin juga kamu belum pernah mengalami, bagaimana rasanya ketika diriku ditanya “lagi apa? Sudah makan belum? aku kangen, ketemuan yuk” bukan residu baper lagi tetapi rasa ingin segera membawamu kepelaminan sudah muncul dalam perasaan.

Sosok sepertimu tidak akan pernah mau peduli akan hati yang terlalu lama sudah tersakiti. Cinta yang mulai lahir atas perlakuanmu, yang menjadikannya mampu mengelola perasaanku. cinta yang terlampau cepat tumbuh karena perhatianmu, kemudian cepat juga rubuh oleh perlakuanmu. Rubuh berserakan di dalam cafe yang pernah menjadi saksi, atas dua insan yang pernah saling berbagi hati, cafe yang pernah menjadi saksi, atas janjimu yang ingin menemaniku sehidup semati, dan cafe yang pernah menjadi saksi atas perbincangan tentang kopi, hati dan juga pertemuan kita pertama kali.

Tak perlu kau pikirkan perasaanku, terlihat jelas bahagiamu bukan kerenaku. Aku pun tak terima jika nantinya aku menjalani suatu hubungan dengan seorang pematah hati profesional. Maka bersenang – senanglah dengan dia yang kau anggap sempurna, dan semoga dia setia menemanimu hingga tua. Sebab aku memutuskan tuk pergi, karena ternyata hatiku terlalu mulia untuk kau sakiti. Dan bila nantinya hatimu diselimuti kerinduan, menangislah karena kau telah kulupakan

Komentar

Postingan Populer